PHP (Hypertext Preprocessor) adalah salah satu bahasa pemrograman sisi server (server-side scripting language) paling populer di dunia, terutama untuk pengembangan web. Hampir 78% dari semua situs web yang kita kunjungi menggunakan PHP sebagai fondasi utamanya, termasuk raksasa seperti WordPress dan Facebook (pada awalnya). Jika Anda tertarik membuat situs dinamis, menangani basis data, atau membangun API, **belajar PHP** adalah langkah awal yang krusial.
Meskipun munculnya bahasa baru seperti Node.js dan Python, PHP tetap relevan berkat beberapa keunggulan utama. Pertama, ia sangat matang dan memiliki komunitas yang masif. Kedua, ekosistemnya kaya; adanya framework modern seperti Laravel dan Symfony membuat pengembangan aplikasi skala besar menjadi efisien dan terstruktur. Selain itu, hosting untuk PHP sangat murah dan mudah ditemukan.
PHP bekerja di sisi server. Artinya, Anda tidak bisa menjalankannya hanya dengan peramban (browser) biasa. Anda memerlukan server lokal untuk menjalankan skrip PHP Anda. Untuk memulai, instal paket perangkat lunak yang menggabungkan Apache (web server), MySQL (database), dan PHP itu sendiri.
Setelah instalasi, pastikan Apache dan MySQL berjalan. Folder tempat Anda akan menempatkan file .php biasanya adalah htdocs (di dalam direktori instalasi XAMPP/WAMP Anda).
Semua kode PHP harus diapit oleh tag pembuka dan penutup. Tag standar yang digunakan adalah <?php dan ?\>. Perlu diketahui bahwa jika file Anda hanya berisi kode PHP (tanpa HTML), Anda bisa menghilangkan tag penutup untuk menghindari spasi kosong tak sengaja yang bisa menyebabkan error.
Mari kita lihat contoh kode "Hello World" pertama Anda:
<?php
echo "Halo, Selamat Datang di Dunia PHP!";
?>
Fungsi echo digunakan untuk menampilkan output ke peramban. Seperti bahasa pemrograman C-style lainnya, setiap pernyataan diakhiri dengan titik koma (;).
Dalam PHP, semua variabel diawali dengan tanda dolar ($). PHP adalah bahasa yang sangat fleksibel (loosely typed), yang berarti Anda tidak perlu mendeklarasikan tipe data secara eksplisit. Tipe data dasar yang akan sering Anda temui meliputi:
true atau false).Contoh deklarasi variabel:
$nama = "Budi"; // String
$umur = 25; // Integer
$gaji = 5500.50; // Float
Untuk membuat program menjadi cerdas, Anda perlu mengontrol alur eksekusinya. Struktur kontrol adalah kunci di sini.
Digunakan untuk membuat keputusan berdasarkan suatu kondisi:
if ($umur >= 17) {
echo "Anda boleh membuat KTP.";
} else {
echo "Anda masih di bawah umur.";
}
Digunakan untuk mengulang blok kode. for adalah yang paling umum:
for ($i = 1; $i <= 5; $i++) {
echo "Pengulangan ke: " . $i . "
";
}
Kekuatan sejati PHP muncul ketika ia berinteraksi dengan database. Sebagian besar aplikasi web memerlukan penyimpanan data yang persisten. Untuk melakukan ini, Anda akan belajar dua ekstensi utama: MySQLi (MySQL Improved Extension) atau PDO (PHP Data Objects). PDO lebih direkomendasikan karena mendukung berbagai jenis database, bukan hanya MySQL. Belajar cara membuat koneksi, menjalankan query SQL (INSERT, SELECT, UPDATE, DELETE), dan menangani hasil query adalah inti dari pengembangan web backend.
Setelah Anda menguasai dasar-dasar PHP murni (Vanilla PHP), langkah selanjutnya adalah mempelajari framework. Framework seperti **Laravel** atau **CodeIgniter** menyediakan struktur MVC (Model-View-Controller) yang membantu Anda menulis kode yang lebih aman, mudah dipelihara, dan mengikuti standar industri. Menguasai Laravel saat ini sangat membuka peluang kerja di industri teknologi. Teruslah berlatih dan membangun proyek kecil untuk memperkuat pemahaman Anda tentang bahasa pemrograman yang serbaguna ini.