Bahaya Pengelasan: Risiko Tersembunyi di Balik Sambungan Kuat

Visualisasi Bahaya Pengelasan

Ilustrasi bahaya paparan asap dan panas saat proses pengelasan.

Pengelasan adalah proses vital dalam industri manufaktur, konstruksi, dan perbaikan. Proses ini menciptakan sambungan logam yang kuat dan permanen. Namun, di balik hasil kerja yang solid, terdapat serangkaian bahaya serius yang seringkali terabaikan jika prosedur keselamatan tidak diikuti dengan ketat. Mengabaikan risiko ini dapat berujung pada cedera akut, penyakit jangka panjang, bahkan kematian.

Bahaya Kesehatan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Salah satu bahaya paling signifikan dari pengelasan adalah paparan asap las (welding fumes) dan gas. Asap ini bukan sekadar uap biasa; ia mengandung partikel logam berat yang sangat halus (seperti mangan, nikel, kadmium, dan kromium) serta oksida logam. Ketika terhirup, partikel-partikel ini dapat mengendap di paru-paru.

1. Risiko Pernapasan

Paparan akut dapat menyebabkan iritasi tenggorokan, batuk, dan sesak napas. Namun, bahaya jangka panjang lebih menakutkan. Paparan kronis terhadap asap las dapat memicu kondisi serius seperti: Fume Fever (demam asap las) yang menyerupai gejala flu berat, Pneumokoniosis (penyakit paru-paru akibat debu), dan peningkatan risiko Kanker Paru-paru, terutama jika logam yang dielas mengandung senyawa karsinogenik.

2. Bahaya Mata dan Kulit

Busur listrik yang dihasilkan saat pengelasan memancarkan radiasi ultraviolet (UV) dan inframerah (IR) yang sangat intens. Radiasi ini sangat berbahaya bagi mata. Paparan langsung tanpa pelindung yang memadai dapat menyebabkan Photokeratitis, atau yang sering disebut "mata busur listrik," yang menyebabkan rasa sakit luar biasa, mata merah, dan sensitivitas terhadap cahaya. Dalam kasus ekstrem, paparan berulang dapat menyebabkan katarak.

Kulit juga rentan terhadap luka bakar akibat percikan api panas, terperosoknya logam cair (slag), atau sengatan listrik. Luka bakar akibat busur listrik seringkali lebih dalam dan sulit disembuhkan.

Risiko Fisik dan Lingkungan

Selain ancaman kesehatan yang tertelan atau terhirup, proses pengelasan menciptakan lingkungan kerja yang penuh risiko fisik:

Langkah Pencegahan Mutlak yang Harus Diterapkan

Mengelola bahaya pengelasan memerlukan pendekatan berlapis yang dikenal sebagai Hirarki Kontrol. Prioritas utama harus selalu diberikan pada eliminasi dan substitusi, diikuti dengan rekayasa teknik (engineering controls).

  1. Ventilasi dan Ekstraksi Lokal: Ini adalah pertahanan terbaik melawan asap las. Sistem ekstraksi lokal (LEV) harus diposisikan sedekat mungkin dengan sumber asap untuk menangkap kontaminan sebelum menyebar ke zona pernapasan pekerja.
  2. Alat Pelindung Diri (APD): APD wajib meliputi helm las dengan filter cahaya otomatis (auto-darkening filter), sarung tangan kulit tebal tahan panas, pakaian tahan api (flame-resistant clothing), pelindung telinga, dan yang terpenting, respirator yang sesuai dengan jenis kontaminan yang dihasilkan.
  3. Pengujian Atmosfer: Sebelum memasuki ruang terbatas, kadar oksigen dan keberadaan gas berbahaya harus diukur menggunakan alat detektor gas yang terkalibrasi.
  4. Manajemen Bahan: Area kerja harus bebas dari bahan mudah terbakar. Perlu ada prosedur ketat untuk membersihkan atau mengeluarkan semua residu bahan bakar dari wadah sebelum pengelasan dilakukan di dekatnya.
  5. Pelatihan Berkelanjutan: Pekerja harus secara rutin dilatih mengenai bahaya spesifik pekerjaan mereka, penggunaan APD yang benar, dan prosedur darurat.

Keselamatan dalam pengelasan bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Dengan pemahaman mendalam mengenai bahaya yang ada dan kepatuhan ketat pada protokol keselamatan, risiko yang melekat pada proses penyambungan logam ini dapat diminimalkan secara efektif, memastikan bahwa hasil kerja yang kuat tidak dibayar dengan kesehatan pekerja.