Bahasa pemrograman prosedural adalah paradigma pemrograman fundamental yang berfokus pada serangkaian instruksi atau langkah-langkah komputasi yang harus diikuti oleh komputer secara berurutan untuk menyelesaikan suatu tugas. Paradigma ini berakar kuat pada model komputasi von Neumann, di mana program dianggap sebagai serangkaian perintah yang dieksekusi oleh prosesor satu per satu. Konsep inti dari pemrograman prosedural adalah penggunaan prosedur (sering disebut fungsi, subrutin, atau metode) untuk memecah program besar menjadi modul-modul kecil yang dapat dikelola.
Konsep Inti: Urutan dan Kontrol
Dalam pemrograman prosedural, fokus utamanya adalah bagaimana komputer harus melakukan sesuatu. Program disusun sebagai urutan perintah eksplisit yang, ketika dijalankan, akan memanipulasi status data program. Struktur kontrol memainkan peran krusial dalam menentukan aliran eksekusi. Ini mencakup:
- Urutan (Sequence): Perintah dieksekusi dari atas ke bawah, sesuai urutan penulisannya.
- Seleksi (Selection): Penggunaan struktur kondisional (seperti `if-else` atau `switch`) untuk menjalankan blok kode tertentu berdasarkan kondisi yang terpenuhi.
- Perulangan (Iteration): Penggunaan struktur seperti `for` atau `while` untuk mengulang eksekusi blok kode tertentu berkali-kali.
Dengan mengandalkan prosedur, pengembang dapat memanggil blok kode yang sama berulang kali tanpa perlu menuliskannya kembali. Setiap prosedur biasanya melakukan satu tugas spesifik, dan program utama hanyalah serangkaian pemanggilan prosedur ini dalam urutan yang logis.
Perbedaan dari Paradigma Lain
Penting untuk membedakan bahasa prosedural dari paradigma yang lebih modern, seperti pemrograman berorientasi objek (OOP). Dalam OOP, fokusnya adalah pada data (objek) dan perilaku objek tersebut, sedangkan dalam pemrograman prosedural, fokusnya adalah pada logika atau langkah-langkah eksekusi yang memanipulasi data. Proseduralitas cenderung memisahkan data dari prosedur yang memproses data tersebut, yang kadang-kadang dapat menyebabkan masalah ketika program menjadi sangat besar—dikenal sebagai "global data structure" yang rentan terhadap modifikasi yang tidak diinginkan dari prosedur mana pun.
Kelebihan Bahasa Prosedural
Meskipun paradigma baru terus bermunculan, bahasa prosedural tetap relevan karena beberapa keunggulan inheren:
- Efisiensi: Karena sifatnya yang sangat dekat dengan cara kerja mesin (step-by-step), kode prosedural seringkali menghasilkan program yang sangat cepat dan efisien dalam hal memori, terutama pada sistem tertanam (embedded systems).
- Kesederhanaan Konseptual: Bagi pemula, alur logika sequential lebih mudah dipahami dibandingkan dengan abstraksi kompleks yang ditawarkan oleh OOP.
- Kontrol Penuh: Programmer memiliki kontrol yang sangat eksplisit atas setiap langkah eksekusi, memungkinkan optimasi tingkat rendah.
Contoh Bahasa Prosedural Populer
Banyak bahasa yang awalnya murni prosedural, sementara yang lain mengadopsi elemen prosedural meski kini mendukung paradigma lain. Beberapa contoh paling menonjol dari bahasa pemrograman yang berorientasi prosedural meliputi:
- C: Sering dianggap sebagai bahasa prosedural klasik, dasar dari banyak sistem operasi.
- Fortran: Salah satu bahasa komputasi ilmiah prosedural tertua yang masih digunakan.
- Pascal: Diciptakan dengan fokus pada keterbacaan dan struktur pemrograman yang ketat.
- COBOL: Walaupun berorientasi bisnis, strukturnya sangat prosedural.
Perlu dicatat bahwa bahasa modern seperti Python dan JavaScript, meskipun sangat mendukung OOP, sering kali digunakan dalam gaya prosedural untuk tugas-tugas sederhana atau skrip cepat. Pemahaman mendalam mengenai pemrograman prosedural adalah landasan penting sebelum melangkah ke abstraksi yang lebih tinggi dalam rekayasa perangkat lunak.