Instagram, sebagai salah satu platform media sosial paling populer di dunia, menjalankan miliaran interaksi setiap harinya. Di balik antarmuka yang mulus dan fitur-fitur inovatif, terdapat tumpukan kode kompleks yang ditulis menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Memahami 'bahasa pemrograman Instagram' sebenarnya berarti melihat arsitektur di balik layanan backend, aplikasi mobile, dan infrastruktur pendukungnya.
Sisi server atau backend adalah tempat logika bisnis utama Instagram berjalan—mulai dari algoritma penentuan feed, penyimpanan data foto/video, hingga manajemen notifikasi. Dalam perkembangannya, Instagram (dan Facebook secara keseluruhan) telah banyak menggunakan beberapa bahasa utama.
Awalnya, seperti banyak layanan web skala besar lainnya, PHP sempat menjadi pondasi utama. Namun, seiring pertumbuhan eksponensial, mereka beralih dan mengadopsi bahasa yang lebih efisien untuk menangani beban tinggi. **Hack** adalah salah satu bahasa kunci yang dikembangkan oleh Meta (sebelumnya Facebook) berdasarkan PHP, yang dikompilasi menjadi kode mesin untuk performa yang lebih baik. Meskipun Hack sering digunakan di infrastruktur Meta, bahasa lain juga memainkan peran penting.
Untuk layanan yang membutuhkan kecepatan eksekusi tinggi dan pemrosesan data real-time, bahasa seperti **C++** sering digunakan, terutama dalam komponen infrastruktur inti atau layanan yang membutuhkan latensi sangat rendah.
Ketika kita berbicara tentang pengalaman menggunakan Instagram di ponsel, bahasa yang digunakan sangat tergantung pada platformnya:
Namun, Instagram juga dikenal memanfaatkan teknologi lintas platform untuk efisiensi pengembangan. Mereka menggunakan kerangka kerja yang memungkinkan berbagi kode antara iOS dan Android, meskipun detail implementasinya selalu berevolusi. Beberapa spekulasi menunjukkan penggunaan kerangka kerja yang memungkinkan sebagian logika UI ditulis dalam bahasa yang mendekati JavaScript atau menggunakan solusi internal yang sangat teroptimalisasi.
Instagram tidak hanya terdiri dari satu monolit kode. Ia adalah kumpulan dari ratusan layanan mikro (microservices) yang berinteraksi satu sama lain. Untuk layanan mikro baru atau pemrosesan data intensif, bahasa lain sering dipilih:
Salah satu aspek unik adalah bagaimana Instagram mengelola antarmuka penggunanya (UI) di masa lalu. Sebelum migrasi besar-besaran, mereka pernah menggunakan kerangka kerja yang memanfaatkan bahasa yang mirip dengan JavaScript untuk rendering di sisi klien. Saat ini, meskipun detail teknis mereka bersifat rahasia perusahaan, fokusnya adalah pada performa seluler melalui Swift/Kotlin dan skalabilitas backend melalui bahasa terkompilasi atau bahasa yang dioptimalkan seperti Hack.
Intinya, "bahasa pemrograman Instagram" bukanlah satu bahasa tunggal. Ini adalah ekosistem yang dinamis, memanfaatkan Swift/Kotlin untuk pengalaman pengguna yang mulus, Hack/C++ untuk kecepatan backend yang masif, dan Python untuk kecerdasan buatan yang menyusun feed Anda. Setiap bahasa dipilih berdasarkan tugas spesifik yang harus diselesaikannya, memastikan miliaran pengguna mendapatkan pengalaman yang cepat dan relevan setiap saat.