Bahan Bakar Mesin Diesel: Memahami Komposisi dan Kinerja

Energi Terkandung DIESEL

Ilustrasi visualisasi bahan bakar diesel dan energi yang disalurkannya.

Apa Itu Bahan Bakar Mesin Diesel?

Bahan bakar mesin diesel, atau yang secara umum dikenal sebagai solar, adalah campuran hidrokarbon cair yang dirancang khusus untuk digunakan dalam mesin pembakaran internal tipe kompresi (Compression Ignition Engine), yang ditemukan pada kendaraan berat, generator set, kapal, dan beberapa mobil penumpang. Berbeda dengan bensin yang menggunakan busi untuk memicu pembakaran (Spark Ignition), mesin diesel mengandalkan panas tinggi yang dihasilkan dari kompresi udara murni dalam silinder untuk menyalakan bahan bakar yang diinjeksikan.

Secara kimia, bahan bakar diesel merupakan fraksi minyak mentah yang lebih berat dibandingkan bensin. Komposisinya bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari rantai karbon antara C12 hingga C20. Sifat kunci yang membedakannya dari bahan bakar lain adalah titik nyalanya (flash point) yang relatif tinggi dan kemampuan untuk menyala sendiri di bawah tekanan dan suhu tinggi, yang dikenal sebagai angka setana (cetane number).

Karakteristik Utama Bahan Bakar Diesel

Kinerja mesin diesel sangat bergantung pada kualitas bahan bakarnya. Beberapa parameter kualitas yang sangat penting meliputi:

1. Angka Setana (Cetane Number)

Angka setana adalah ukuran seberapa cepat bahan bakar diesel dapat menyala secara spontan setelah disuntikkan ke ruang bakar yang panas. Semakin tinggi angka setana, semakin pendek waktu tunda penyalaan (ignition delay), yang menghasilkan pembakaran yang lebih mulus, getaran mesin yang lebih rendah, dan emisi yang lebih terkontrol. Standar internasional umumnya mensyaratkan angka setana minimum tertentu untuk memastikan kinerja optimal mesin diesel modern.

2. Densitas dan Nilai Kalor

Densitas (massa jenis) bahan bakar diesel memengaruhi jumlah energi yang dapat disimpan per volume. Nilai kalor (heating value) menunjukkan energi termal yang dilepaskan saat pembakaran. Diesel memiliki nilai kalor yang lebih tinggi daripada bensin, itulah sebabnya mesin diesel umumnya lebih efisien dalam penggunaan energi.

3. Viskositas

Viskositas mengacu pada kekentalan bahan bakar. Viskositas yang tepat sangat penting karena bahan bakar ini juga berfungsi sebagai pelumas bagi komponen sistem injeksi tekanan tinggi (seperti pompa injeksi dan nosel). Jika viskositas terlalu rendah, pelumasan berkurang, menyebabkan keausan dini. Sebaliknya, viskositas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan atomisasi (penyemprotan) yang buruk.

4. Titik Kabut (Cloud Point) dan Titik Tuang (Pour Point)

Parameter ini sangat relevan di daerah beriklim dingin. Titik kabut adalah suhu terendah di mana kristal lilin mulai terbentuk dalam bahan bakar, yang dapat menyumbat filter bahan bakar. Titik tuang adalah suhu terendah di mana bahan bakar masih dapat mengalir. Bahan bakar diesel yang digunakan pada musim dingin biasanya telah diolah untuk memiliki titik kabut dan titik tuang yang jauh lebih rendah.

Jenis-Jenis Bahan Bakar Diesel

Meskipun solar adalah nama umum, terdapat beberapa varian utama yang beredar di pasar, terutama yang berkaitan dengan kandungan sulfur:

Peran Penting dalam Efisiensi Mesin

Pemilihan bahan bakar yang tepat adalah kunci untuk memaksimalkan efisiensi dan umur panjang mesin diesel. Mesin diesel modern dengan teknologi common rail dan tekanan injeksi ultra-tinggi sangat sensitif terhadap kualitas bahan bakar. Kotoran, air, atau ketidaksesuaian angka setana dapat menyebabkan masalah serius pada pompa injeksi dan injector. Oleh karena itu, penggunaan bahan bakar sesuai spesifikasi pabrikan dan standar lingkungan yang berlaku (misalnya, Euro 4 atau Euro 5) sangat ditekankan. Kualitas bahan bakar diesel yang baik memastikan pembakaran sempurna, yang berarti konsumsi bahan bakar yang efisien dan emisi gas buang yang lebih bersih.