Pesona Dunia Bagel: Sejarah, Proses, dan Kenikmatan

Ilustrasi Bagel Panggang Klasik dengan Biji Wijen

Bagel, roti kecil berbentuk cincin yang ikonik, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sarapan di banyak budaya, terutama di Amerika Utara dan Eropa Timur. Meskipun tampak sederhana, bagel memiliki sejarah panjang dan proses pembuatan yang unik yang memberikannya tekstur kenyal khas serta kulit luar yang sedikit renyah. Bagi banyak orang, bagel bukan sekadar roti biasa; ia adalah kanvas untuk berbagai olesan dan isian yang memanjakan lidah.

Asal Usul dan Sejarah Singkat

Asal mula bagel sering kali dikaitkan dengan komunitas Yahudi di Polandia. Legenda mengatakan bahwa bagel pertama kali dibuat pada abad ke-17 oleh seorang pembuat roti di Kraków sebagai ucapan terima kasih kepada Raja Jan III Sobieski atas kemenangannya dalam pertempuran melawan Turki. Bentuk cincin (yang dalam bahasa Jerman berarti 'cincin' atau 'gelang') dipilih untuk meniru sanggurdi pelana kuda raja. Meskipun sulit untuk memastikan kebenaran kisah ini, yang pasti adalah bagel menjadi makanan pokok bagi diaspora Yahudi yang kemudian membawanya ke seluruh dunia, terutama saat imigrasi besar-besaran ke Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Di New York dan Montreal, bagel menemukan rumah kedua mereka dan berkembang menjadi dua gaya regional yang terkenal.

Proses Pembuatan yang Membedakan

Apa yang membuat bagel berbeda dari donat atau roti biasa? Jawabannya terletak pada proses pembuatannya yang ganda: perebusan dan pemanggangan.

  1. Pengulenan dan Fermentasi: Adonan bagel dibuat dari tepung terigu protein tinggi, air, ragi, garam, dan pemanis (seringkali malt atau madu). Adonan ini difermentasi dalam waktu yang relatif lama untuk mengembangkan rasa yang lebih kompleks.
  2. Pembentukan Cincin: Setelah didiamkan, adonan dibentuk menjadi bola-bola kecil, kemudian dilubangi di tengahnya.
  3. Perebusan (The Boil): Ini adalah langkah krusial. Sebelum dipanggang, bagel dicelupkan sebentar ke dalam air mendidih (terkadang dicampur soda kue atau malt). Perebusan ini gelatinisasi pati di permukaan luar adonan, yang menghasilkan tekstur bagian luar yang mengkilap, padat, dan kenyal setelah dipanggang.
  4. Pemanggangan: Bagel kemudian dipanggang pada suhu tinggi hingga matang sempurna dan berwarna cokelat keemasan. Bagel gaya New York cenderung direbus sebentar, sementara bagel gaya Montreal direbus dengan air yang mengandung madu dan dipanggang di oven kayu bakar, menghasilkan rasa yang sedikit lebih manis dan padat.

Variasi Bagel yang Tak Terhitung

Saat ini, dunia bagel telah meluas jauh melampaui rasa klasik plain atau wijen. Setiap variasi menawarkan pengalaman tekstur dan rasa yang berbeda, menjadikannya pilihan sarapan yang sangat personal.

Beberapa varian populer meliputi:

Mengisi dan Menikmati Bagel

Bagel terbaik dimakan hangat, dibelah dua, dan dipanggang sebentar (toasted). Olesan adalah kunci untuk memaksimalkan kenikmatannya. Secara tradisional, cream cheese (keju krim) adalah pasangan sejatinya. Namun, kreasi modern telah melahirkan kombinasi yang lebih mewah.

Kombinasi paling ikonik di Amerika adalah "lox and schmear" (bagel dengan salmon asap, cream cheese, irisan bawang merah tipis, dan capers). Bagi penggemar sandwich, bagel berfungsi sebagai alas sempurna untuk telur, bacon, keju leleh, atau bahkan potongan daging dingin. Fleksibilitas ini memastikan bahwa bagel tetap relevan, baik sebagai makanan cepat saji di pagi hari maupun sebagai hidangan brunch yang mewah. Dengan sejarah yang kaya dan proses pembuatan yang presisi, bagel memang layak mendapatkan tempatnya di antara makanan panggang terbaik di dunia.