Ketika berbicara tentang daging sapi, ada banyak bagian yang populer diolah menjadi hidangan lezat seperti rendang, sate, atau sop. Namun, ada satu bagian yang seringkali menjadi sorotan karena tekstur uniknya, yaitu babat. Pertanyaan yang sering muncul adalah: babat itu bagian apanya sapi? Jawabannya terletak pada sistem pencernaan unik yang dimiliki oleh sapi sebagai hewan ruminansia.
Sapi, kerbau, kambing, dan domba termasuk dalam kelompok hewan ruminansia. Hewan-hewan ini memiliki kemampuan luar biasa untuk mencerna makanan berserat tinggi, seperti rumput, melalui proses fermentasi di dalam perut mereka yang kompleks. Tidak seperti manusia yang hanya memiliki satu lambung, sapi memiliki empat kompartemen lambung.
Keempat kompartemen tersebut secara berurutan adalah:
Jadi, secara spesifik, babat itu adalah dinding dari kompartemen pertama dan terbesar dari lambung sapi, yaitu Rumen. Babat sering disebut juga sebagai 'stomach lining' atau lapisan perut besar.
Karena fungsinya yang utama adalah sebagai tangki fermentasi raksasa tempat mikroorganisme bekerja memecah selulosa rumput, tekstur babat sangat khas. Dinding dalamnya tidak halus melainkan memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti kain beludru atau sarang lebah yang sangat rapat. Tonjolan-tonjolan ini membantu memperluas area permukaan untuk proses penyerapan gas dan nutrisi yang dihasilkan selama fermentasi.
Dalam dunia kuliner Indonesia, babat sering dikelompokkan bersama dengan 'jeroan' atau 'offal' lainnya, namun teksturnya berbeda signifikan dari:
Meskipun merupakan bagian organ, babat dianggap sebagai bahan makanan berprotein tinggi. Namun, sebelum bisa dinikmati, babat memerlukan proses pengolahan yang sangat teliti. Ini karena babat mengandung sisa-sisa makanan yang difermentasi, bau khas, dan lapisan luar yang tebal.
Proses pembersihan umumnya melibatkan langkah-langkah intensif:
Setelah proses ini, tekstur babat akan menjadi lebih kenyal namun empuk, siap menyerap bumbu masakan.
Di Indonesia, babat adalah bintang utama dalam hidangan seperti Soto Babat, terutama di daerah Jawa Tengah, di mana kuah kuning yang kaya rempah sangat cocok berpadu dengan kekenyalan babat. Selain itu, babat juga populer diolah menjadi babat gongso (ditumis pedas) atau digoreng kering sebagai lauk pendamping.
Secara global, babat juga digemari. Di Asia Timur, babat digunakan dalam hidangan seperti Hot Pot atau direbus dengan bumbu kecap asin. Di negara-negara Barat, meskipun tidak sepopuler bagian daging lainnya, babat kadang diolah menjadi sosis atau digunakan dalam masakan tradisional tertentu.
Kesimpulannya, babat bukanlah daging otot biasa; ia adalah bagian penting dari mesin pencernaan sapi yang memungkinkan hewan tersebut bertahan hidup dengan diet rumput. Pemahaman tentang babat itu bagian apanya sapi membantu kita mengapresiasi keunikan anatomi hewan ruminansia sekaligus keragaman kuliner yang ditawarkannya.