Memelihara ayam petelur merupakan salah satu usaha yang menjanjikan, terutama bagi para peternak yang mengandalkan hasil telur sebagai sumber pendapatan. Namun, apa jadinya jika ayam petelur yang seharusnya produktif malah tidak menunjukkan tanda-tanda bertelur? Fenomena ini tentu menjadi perhatian serius bagi setiap peternak. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan ayam petelur berhenti bertelur atau bahkan tidak pernah bertelur sama sekali.
Memahami akar permasalahan adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat. Berikut adalah beberapa faktor utama yang sering menjadi penyebab ayam petelur tidak bertelur:
Ayam petelur membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang dan kaya akan kalsium, protein, vitamin, dan mineral untuk mendukung proses pembentukan telur. Pakan yang kurang berkualitas, tidak sesuai dengan kebutuhan ayam petelur (misalnya, menggunakan pakan ayam pedaging), atau kekurangan mineral esensial seperti kalsium dan fosfor, akan sangat menghambat produksi telur.
Kalsium sangat krusial untuk pembentukan cangkang telur yang kuat. Jika asupan kalsium rendah, tubuh ayam akan mengambil cadangan kalsium dari tulang, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang dan penurunan produksi telur.
Ayam petelur sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Stres dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti:
Ketika ayam mengalami stres, tubuhnya akan memproduksi hormon kortisol yang dapat menekan produksi hormon reproduksi, sehingga menghentikan siklus ovulasi dan pembentukan telur.
Infeksi penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur, dapat melemahkan kondisi ayam dan mengganggu sistem reproduksinya. Penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit pencernaan, atau penyakit reproduksi tertentu bisa menjadi penyebab utama ayam tidak bertelur.
Selain itu, infestasi parasit internal seperti cacing atau parasit eksternal seperti kutu dan tungau juga dapat menguras energi dan nutrisi ayam, membuatnya tidak memiliki cadangan untuk bertelur.
Ayam petelur memiliki siklus produktivitas. Ayam yang terlalu muda belum mencapai usia produktif untuk bertelur, sementara ayam yang sudah terlalu tua (biasanya di atas 1.5 - 2 tahun tergantung jenisnya) akan mengalami penurunan produksi telur secara alami. Pada usia tua, kualitas sel telur juga bisa menurun.
Siklus cahaya (fotoperiodisme) memegang peranan penting dalam mengatur sistem reproduksi ayam petelur. Kebutuhan pencahayaan yang optimal untuk ayam petelur adalah sekitar 14-16 jam per hari. Jika pencahayaan di kandang terlalu sedikit atau tidak konsisten, sinyal hormonal untuk bertelur bisa terganggu.
Meskipun jarang menjadi penyebab tunggal, faktor genetik tetap berperan. Beberapa strain atau galur ayam petelur memang memiliki potensi genetik yang lebih tinggi untuk berproduksi telur dibandingkan yang lain. Jika ayam berasal dari bibit yang kurang unggul, potensi bertelurnya bisa lebih rendah.
Setelah mengetahui potensi penyebabnya, berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:
Pastikan pakan yang diberikan adalah pakan khusus ayam petelur dengan kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Perhatikan kadar protein, kalsium, fosfor, dan energi dalam pakan. Berikan suplemen kalsium jika diperlukan, terutama pada masa puncak produksi.
Ciptakan lingkungan kandang yang nyaman dan bebas stres. Pastikan kepadatan kandang sesuai, ventilasi baik, suhu stabil, dan minimalkan sumber kebisingan. Lindungi ayam dari predator.
Lakukan program vaksinasi rutin dan berikan obat cacing secara berkala. Amati kondisi ayam setiap hari, jika ada yang terlihat lesu atau menunjukkan gejala sakit, segera pisahkan dan obati. Jaga kebersihan kandang untuk mencegah penyebaran penyakit.
Jika ayam terlalu muda, bersabar hingga mencapai usia produktif. Jika ayam sudah tua dan produktivitasnya menurun drastis, pertimbangkan untuk menggantinya dengan bibit yang lebih muda atau fokus pada pemanfaatan dagingnya.
Pastikan kandang mendapatkan pencahayaan yang cukup dan konsisten sesuai dengan kebutuhan ayam petelur. Gunakan lampu tambahan jika diperlukan untuk mencapai durasi pencahayaan ideal 14-16 jam per hari.
Jika masalah terus berlanjut dan Anda kesulitan menemukan solusinya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan atau ahli peternakan unggas. Mereka dapat memberikan diagnosis yang lebih akurat dan rekomendasi yang spesifik untuk kondisi peternakan Anda.
Dengan perhatian yang tepat terhadap nutrisi, lingkungan, kesehatan, dan manajemen, Anda dapat meminimalkan risiko ayam petelur tidak bertelur dan memaksimalkan potensi produksinya.