Di antara beragam jenis unggas yang dibudidayakan, ayam kalkun mutiara menawarkan daya tarik tersendiri. Keunikan penampilannya yang dihiasi corak bintik-bintik menyerupai mutiara, serta ukuran tubuhnya yang sedang, membuatnya menjadi pilihan menarik bagi para peternak yang ingin mendiversifikasi usahanya. Berbeda dengan kalkun domestik yang berukuran besar, kalkun mutiara memiliki karakteristik yang lebih unik dan adaptif, menjadikannya komoditas yang patut diperhitungkan.
Ayam kalkun mutiara, secara ilmiah dikenal sebagai Numida meleagris, adalah spesies unggas dari keluarga Numididae. Meskipun sering disebut "ayam kalkun," secara taksonomi, mereka lebih dekat kekerabatannya dengan burung puyuh dan ayam hutan daripada kalkun domestik (Meleagris gallopavo). Asal muasalnya adalah dari benua Afrika, namun kini telah tersebar luas di berbagai belahan dunia, termasuk sebagai hewan peliharaan dan ternak di Indonesia.
Ciri fisik yang paling mencolok dari kalkun mutiara adalah bulunya yang berwarna dasar abu-abu kebiruan atau hitam, yang dihiasi bintik-bintik putih kecil menyerupai mutiara. Hal inilah yang memberikan nama "mutiara" pada jenis unggas ini. Kepala dan lehernya biasanya tidak berbulu, berwarna biru atau ungu pucat, dan dilengkapi dengan pial (jengger) kecil serta "helm" atau "topi" bertulang yang khas di bagian atas kepala. Bentuk tubuhnya lebih ramping dan panjang dibandingkan ayam pada umumnya, dengan ekor yang pendek.
Salah satu keunggulan kalkun mutiara adalah sifatnya yang relatif mudah beradaptasi dan tahan terhadap penyakit. Mereka juga dikenal sebagai pemakan serangga yang efektif, menjadikannya aset berharga dalam pengendalian hama di lingkungan peternakan atau bahkan di halaman rumah. Kemampuannya dalam memangsa berbagai jenis serangga, termasuk nyamuk dan caplak, sangat membantu menjaga lingkungan bebas dari hama pengganggu.
Secara tingkah laku, kalkun mutiara cenderung hidup berkelompok dan aktif di siang hari. Mereka adalah penerbang yang cukup baik, meskipun tidak sejauh burung liar lainnya. Suara yang mereka hasilkan cukup khas, berupa pekikan nyaring yang sering kali terdengar saat mereka merasa terancam atau berkomunikasi dalam kelompok.
Budidaya kalkun mutiara tidak jauh berbeda dengan budidaya unggas pada umumnya, namun ada beberapa hal spesifik yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Pilihlah indukan yang sehat, aktif, dan bebas dari cacat fisik. Kandang yang ideal untuk kalkun mutiara haruslah aman dari predator, memiliki ventilasi yang baik, dan cukup luas untuk pergerakan mereka. Pastikan kandang dilengkapi dengan tempat bertengger karena mereka suka bertengger di malam hari. Kepadatan kandang yang terlalu tinggi dapat menyebabkan stres dan penyakit.
Kalkun mutiara membutuhkan pakan yang seimbang. Pada fase awal pertumbuhan (starter), mereka memerlukan pakan dengan kadar protein tinggi. Seiring bertambahnya usia, pakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi mereka, yang meliputi biji-bijian, sayuran hijau, dan tambahan pakan komersial. Karena sifatnya sebagai pemakan serangga, pemberian pakan tambahan berupa serangga hidup seperti ulat hongkong atau jangkrik dapat menjadi selingan yang baik.
Kalkun mutiara mulai bertelur pada usia sekitar 6-8 bulan. Seekor jantan biasanya dapat mengawini 5-10 ekor betina. Telur kalkun mutiara memiliki cangkang yang lebih keras dan ukurannya lebih kecil dari telur ayam. Proses inkubasi biasanya memakan waktu sekitar 26-28 hari. Induk kalkun mutiara memiliki naluri mengerami yang baik, namun jika ingin efisiensi waktu dan jumlah, penetasan menggunakan mesin penetas juga bisa menjadi pilihan.
Anak kalkun mutiara (Day Old Chick/DOC) memerlukan perawatan ekstra di minggu-minggu awal kehidupannya. Mereka membutuhkan sumber panas (brooding) yang stabil, pakan starter berkualitas, dan air minum bersih. Pastikan suhu brooder terjaga dengan baik, perlahan-lahan dikurangi seiring bertambahnya usia mereka.
Ayam kalkun mutiara memiliki potensi pasar yang beragam. Dagingnya dikenal memiliki tekstur yang lebih padat dan rasa yang gurih, seringkali lebih disukai daripada daging kalkun domestik oleh sebagian kalangan karena ukurannya yang lebih mudah diolah. Selain daging, telur kalkun mutiara juga bisa dikonsumsi, meskipun ukurannya lebih kecil.
Lebih dari itu, keunikan penampilannya menjadikan kalkun mutiara sebagai pilihan menarik untuk tujuan hias atau peliharaan. Banyak orang memeliharanya di halaman rumah atau kebun karena dianggap dapat menambah estetika sekaligus membantu mengendalikan populasi serangga hama. Keberadaannya di suatu peternakan juga dapat menambah nilai jual dan daya tarik wisata agro.
Dengan pemahaman yang baik mengenai karakteristik dan kebutuhan budidayanya, ayam kalkun mutiara dapat menjadi investasi yang menguntungkan dan menambah keragaman dalam dunia peternakan. Keunikan visual, manfaat ekologis, hingga potensi ekonomi, semuanya menjadikan kalkun mutiara sebagai unggas yang patut diapresiasi lebih jauh.