Ayam hutan bekisar, atau yang dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai Gallus varius, adalah salah satu kekayaan hayati Indonesia yang memukau. Burung ini bukan hanya sekadar unggas biasa, melainkan permata alam yang sarat akan keindahan visual dan makna ekologis. Seringkali disalahartikan atau tercampur dengan jenis ayam hutan lainnya, bekisar memiliki ciri khas yang membedakannya, menjadikannya spesies yang unik dan berharga.
Bekisar adalah anggota keluarga Phasianidae, yang juga mencakup ayam hutan lainnya, kalkun, dan kuau. Namun, bekisar mendiami wilayah geografis yang lebih spesifik, yaitu pulau-pulau di Nusa Tenggara, seperti Lombok, Sumbawa, Flores, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Keberadaannya yang terbatas ini menjadikannya spesies yang rentan terhadap ancaman kepunahan.
Secara fisik, bekisar jantan menampilkan keindahan yang luar biasa. Bulu leher dan punggungnya memiliki warna hijau kebiruan metalik yang berkilauan saat terkena sinar matahari, kontras dengan warna hitam legam pada bagian dada dan perutnya. Mahkota di kepalanya, yang sering disebut sebagai 'sisir', memiliki bentuk yang khas dan juga berwarna cerah. Ekornya yang panjang dan melengkung menambah kesan anggun. Sementara itu, bekisar betina memiliki warna yang lebih kusam, didominasi oleh coklat dan loreng, yang berfungsi sebagai kamuflase untuk melindungi diri dan anak-anaknya saat berada di habitat alami.
Ayam hutan bekisar cenderung hidup di area hutan primer dan sekunder, semak belukar, serta tepi hutan yang dekat dengan sumber air. Mereka adalah omnivora, dengan makanan utama berupa biji-bijian, buah-buahan, tunas tumbuhan, serangga, dan cacing. Perilaku mereka umumnya nokturnal dan krepuskular, yang berarti mereka paling aktif pada pagi dan sore hari. Pada siang hari, mereka biasanya beristirahat atau mencari makan di tempat yang tersembunyi.
Bekisar memiliki suara panggilan yang khas, yaitu serangkaian kokokan yang nyaring dan merdu, yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu, menandai wilayah, serta menarik pasangan. Perilaku kawin bekisar juga cukup menarik, di mana jantan akan memamerkan keindahan bulunya dan melakukan tarian khusus untuk memikat betina. Setelah perkawinan, betina akan membangun sarang di tempat yang tersembunyi dan mengerami telurnya selama kurang lebih 20-21 hari.
Sayangnya, keindahan ayam hutan bekisar juga menjadi daya tarik yang membawa ancaman. Perburuan liar untuk diambil bulunya yang eksotis atau untuk dijadikan hewan peliharaan, serta hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan permukiman, menjadi faktor utama yang mendorong penurunan populasi bekisar. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat bekisar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan.
Berbagai upaya pelestarian telah dan terus dilakukan oleh pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat lokal. Program penangkaran, restorasi habitat, serta kampanye edukasi tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati adalah beberapa langkah konkret yang diambil. Kesadaran masyarakat akan nilai konservasi ayam hutan bekisar sangatlah krusial. Dengan tidak berburu atau memperjualbelikan satwa liar ini, kita turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian bekisar untuk generasi mendatang.
Selain nilai keindahan, ayam hutan bekisar juga memiliki nilai ekologis yang signifikan. Sebagai bagian dari rantai makanan, mereka membantu mengendalikan populasi serangga dan menyebarkan biji-bijian melalui kotorannya, yang berkontribusi pada regenerasi tumbuhan di hutan.
Di beberapa daerah di Indonesia, ayam hutan bekisar juga memiliki nilai budaya, meskipun tidak sepopuler ayam hutan merah (Gallus gallus). Keberadaannya seringkali menjadi simbol keaslian alam dan keindahan yang perlu dijaga. Melestarikan bekisar bukan hanya tentang melindungi satu spesies, tetapi juga tentang menjaga warisan alam yang tak ternilai harganya bagi Indonesia.
Ayam hutan bekisar adalah contoh nyata betapa rapuhnya keindahan alam kita. Dengan memahami karakteristik, habitat, ancaman, dan upaya pelestariannya, kita diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian yang lebih besar terhadap satwa langka ini. Mari bersama-sama menjaga kelangsungan hidup ayam hutan bekisar agar keindahan warnanya tidak hanya menjadi cerita di masa lalu.