Dalam dunia peternakan, ayam buras petelur menjadi salah satu komoditas yang semakin dilirik oleh para peternak, baik skala kecil maupun menengah. Berbeda dengan ayam ras petelur yang memang secara genetik unggul dalam produksi telur, ayam buras atau ayam kampung unggul petelur menawarkan kombinasi keunggulan tersendiri. Ayam buras petelur memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, adaptabilitas yang tinggi terhadap lingkungan lokal, serta memiliki cita rasa daging yang disukai konsumen. Potensi pasar untuk telur ayam buras pun tidak kalah menjanjikan, mengingat tingginya permintaan akan produk pangan yang dianggap lebih sehat dan alami.
Memilih ayam buras petelur sebagai usaha budidaya bukan hanya sekadar memanfaatkan jenis ayam lokal. Melalui seleksi dan pengembangan genetik yang tepat, ayam buras kini hadir dengan performa produksi telur yang mampu bersaing. Peningkatan kualitas ini menjadikan ayam buras petelur sebagai alternatif yang menarik bagi peternak yang ingin diversifikasi usaha atau memulai dari awal dengan modal yang relatif terjangkau dibandingkan peternakan ayam ras.
Keunggulan Ayam Buras Petelur
Ayam buras petelur menawarkan sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan menarik bagi para peternak:
Daya Tahan Tubuh Kuat: Ayam buras secara alami memiliki resistensi terhadap berbagai penyakit. Hal ini mengurangi biaya pengobatan dan risiko kerugian akibat kematian mendadak, terutama di lingkungan peternakan tradisional.
Adaptabilitas Tinggi: Ayam buras petelur dapat beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi geografis dan iklim di Indonesia. Mereka tidak terlalu rewel terhadap perubahan cuaca maupun lingkungan kandang.
Kualitas Telur dan Daging: Telur ayam buras dikenal memiliki rasa yang lebih gurih dan nutrisi yang dianggap lebih baik oleh sebagian konsumen. Dagingnya pun memiliki tekstur dan rasa yang khas yang diminati.
Pakan Lebih Fleksibel: Meskipun pakan berkualitas tetap penting, ayam buras cenderung lebih fleksibel dalam memanfaatkan sumber pakan alternatif yang tersedia di lingkungan sekitar, seperti sisa makanan, serangga, atau hijauan.
Potensi Pasar Luas: Permintaan telur ayam buras terus meningkat, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan yang mencari bahan baku alami.
Memilih Bibit Ayam Buras Petelur Berkualitas
Keberhasilan budidaya ayam buras petelur sangat bergantung pada kualitas bibit yang dipilih. Berikut beberapa tips dalam memilih bibit:
Periksa Kesehatan Bibit: Pilih bibit yang terlihat sehat, aktif bergerak, mata cerah, bulu bersih dan mengkilap, serta tidak ada cacat fisik.
Usia yang Tepat: Idealnya, pilihlah bibit ayam yang berusia sekitar 4-8 minggu. Pada usia ini, mereka sudah melewati masa kritis DOC (Day Old Chick) dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kandang.
Asal-usul yang Jelas: Sebisa mungkin, dapatkan bibit dari penetasan atau peternak terpercaya yang memiliki reputasi baik dan dapat menunjukkan catatan performa indukan.
Ukuran dan Postur: Pilih bibit dengan ukuran yang seragam dan postur tubuh yang proporsional. Ini menandakan pertumbuhan yang baik.
Manajemen Kandang untuk Ayam Buras Petelur
Meskipun ayam buras dikenal tangguh, penyediaan kandang yang layak tetap krusial untuk mendukung produktivitasnya.
Ukuran Kandang: Sediakan ruang yang cukup agar ayam tidak stres. Perkirakan kepadatan ideal sesuai dengan usia dan jumlah ayam.
Ventilasi yang Baik: Pastikan sirkulasi udara dalam kandang lancar untuk mencegah penumpukan amonia dan menjaga suhu tetap nyaman.
Tempat Pakan dan Minum: Sediakan tempat pakan dan minum yang memadai dan mudah dijangkau oleh seluruh ayam. Kebersihan tempat ini sangat penting.
Tempat Bertengger: Ayam buras suka bertengger, jadi sediakan tempat bertengger yang cukup tinggi dan kokoh.
Sarang Bertelur: Sediakan kotak sarang yang nyaman dan bersih dengan alas sekam atau jerami agar ayam merasa aman saat bertelur.
Pemberian Pakan dan Nutrisi
Pakan adalah kunci utama dalam menentukan produktivitas telur. Ayam buras petelur membutuhkan pakan yang kaya akan protein, kalsium, dan nutrisi penting lainnya.
Fase Starter (0-8 minggu): Berikan pakan starter yang memiliki kandungan protein tinggi untuk mendukung pertumbuhan awal.
Fase Grower (8-18 minggu): Pakan grower memiliki kandungan protein yang sedikit lebih rendah namun tetap mencukupi kebutuhan pertumbuhan.
Fase Layer (mulai bertelur): Pakan layer adalah yang paling krusial, dengan kandungan protein sekitar 16-18% dan kalsium yang tinggi (sekitar 3.5-4.5%) untuk pembentukan cangkang telur.
Selain pakan komersial, Anda juga bisa melengkapi pakan dengan bahan-bahan lokal seperti jagung, dedak, bungkil kedelai, serta sumber kalsium seperti cangkang telur yang sudah direbus dan dihancurkan. Pastikan air minum selalu tersedia dalam jumlah cukup dan bersih.
Perkembangan dan Tantangan
Budidaya ayam buras petelur memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan, namun juga tidak lepas dari tantangan. Pasar yang terus berkembang menciptakan peluang bagi peternak yang mampu memproduksi telur berkualitas secara konsisten. Namun, persaingan, fluktuasi harga pakan, dan isu kesehatan ternak tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai. Dengan manajemen yang baik, pengetahuan yang memadai, dan kemauan untuk terus belajar, beternak ayam buras petelur dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil dan berkelanjutan.