Wasit dalam futsal memegang peran yang sangat krusial. Mereka bukan sekadar penegak aturan, melainkan penjamin keadilan, keamanan, dan kelancaran pertandingan. Berbeda dengan sepak bola lapangan besar, futsal memiliki dinamika yang sangat cepat dan ruang yang lebih sempit, menuntut wasit memiliki kecepatan analisis dan pengambilan keputusan yang luar biasa. Aturan wasit futsal harus dikuasai sepenuhnya agar interpretasi pertandingan selalu konsisten sesuai dengan Laws of the Game (LOTG) yang ditetapkan oleh FIFA atau federasi terkait.
Secara umum, terdapat dua wasit utama yang bertugas di lapangan, dibantu oleh satu pencatat waktu/skor (timekeeper) dan satu asisten pencatat waktu (third referee), meskipun dalam pertandingan amatir atau level rendah, kedua wasit utama mungkin harus menjalankan tugas tambahan ini. Fokus utama artikel ini adalah pada wewenang dan tanggung jawab kedua wasit di lapangan.
Visualisasi alat pengawasan wasit futsal
Wewenang wasit futsal mencakup seluruh durasi pertandingan, mulai dari sebelum peluit awal dibunyikan hingga setelah peluit akhir dibunyikan. Wasit berhak menghentikan, menunda, atau menghentikan permainan sesuai dengan aturan yang berlaku, misalnya jika terjadi cedera serius, intervensi penonton, atau masalah peralatan yang tidak memungkinkan kelanjutan laga.
Sama seperti sepak bola, wasit futsal menggunakan kartu kuning (peringatan) dan kartu merah (pengusiran). Namun, dalam futsal, akumulasi dua kartu kuning dalam satu pertandingan yang berujung pada kartu merah memiliki prosedur khusus. Pemain yang menerima kartu merah harus digantikan oleh pemain cadangan setelah tim yang bersangkutan menjalani masa hukuman (biasanya 2 menit atau kebobolan gol). Keputusan ini harus tegas dan segera dikomunikasikan.
Jika terjadi pelanggaran serius atau perilaku tidak sportif, wasit harus bertindak cepat. Ini mencakup pelanggaran fisik, meludahi lawan atau ofisial, atau menunda dimulainya kembali permainan secara sengaja.
Beberapa aturan dalam futsal memerlukan perhatian ekstra dari wasit karena sifat permainannya yang unik:
Keadilan adalah inti dari kepemimpinan wasit. Ini sering kali melibatkan komunikasi non-verbal yang efektif—menggunakan isyarat tangan yang jelas dan postur tubuh yang percaya diri. Dalam situasi yang cepat, seringkali wasit harus memutuskan pelanggaran yang terjadi di antara para pemain tanpa memiliki sudut pandang sempurna. Oleh karena itu, posisi wasit di lapangan sangat vital. Mereka harus bergerak aktif mengikuti alur bola tanpa mengganggu permainan.
Wasit juga bertanggung jawab penuh atas integritas skor dan waktu. Jika terjadi perselisihan mengenai skor atau waktu yang tercatat oleh ofisial meja, keputusan akhir wasit utama di lapangan adalah yang mengikat, asalkan keputusan tersebut dibuat sebelum permainan dimulai kembali. Membangun komunikasi yang baik dengan ofisial meja sangat membantu mencegah kesalahpahaman yang dapat memengaruhi hasil pertandingan. Secara keseluruhan, penguasaan mendalam terhadap aturan wasit futsal, dikombinasikan dengan ketegasan dan kecepatan reaksi, adalah kunci kesuksesan seorang arbiter di lapangan.