Dalam dunia kimia dan fisika, setiap elemen ditandai secara unik oleh jumlah proton yang dikandungnya dalam inti atom. Angka ini dikenal sebagai nomor atom. Ketika kita membahas Atom 38, kita secara spesifik merujuk pada unsur Stronsium (Sr). Stronsium adalah elemen logam alkali tanah yang menduduki posisi penting dalam tabel periodik, tepat di bawah Kalsium (Ca) dan di atas Barium (Ba).
Karakteristik Dasar Stronsium (Atom 38)
Dengan nomor atom 38, Stronsium memiliki 38 proton di intinya. Dalam keadaan netral, ia juga memiliki 38 elektron yang mengorbit inti. Konfigurasi elektronnya menentukan reaktivitas kimia Stronsium, yang membuatnya cenderung melepaskan dua elektron valensinya untuk mencapai konfigurasi gas mulia yang stabil, membentuk ion Sr²⁺. Sifat ini menjadikannya sangat reaktif, meskipun sedikit kurang reaktif dibandingkan Barium dan Radium.
Secara fisik, Stronsium murni adalah logam padat berwarna putih keperakan yang lembut dan mudah ditempa. Meskipun demikian, karena reaktivitasnya yang tinggi terhadap udara dan air, Stronsium jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Ia biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa, seperti Stronsium Karbonat (SrCO₃), yang merupakan mineral yang umum.
Aplikasi Penting Atom 38 dalam Teknologi
Meskipun bukan logam yang paling terkenal seperti Besi atau Emas, Stronsium memiliki peran krusial dalam berbagai aplikasi industri dan teknologi. Salah satu aplikasi historis yang paling terkenal adalah penggunaannya dalam tabung sinar katoda (CRT) untuk televisi berwarna. Senyawa Stronsium digunakan sebagai perisai radiasi untuk menyerap sinar-X yang dihasilkan oleh tabung tersebut, melindungi pengguna dari paparan radiasi berbahaya. Meskipun teknologi CRT kini banyak digantikan oleh layar datar, warisan aplikasi ini masih signifikan dalam sejarah elektronik.
Lebih lanjut, isotop radioaktif Stronsium, terutama Stronsium-90 (Sr-90), memiliki kegunaan spesifik. Meskipun berbahaya jika terpapar secara berlebihan, Sr-90 digunakan dalam generator termoelektrik isotop radioaktif (RTG) yang berfungsi sebagai sumber daya jangka panjang untuk peralatan ilmiah dan wahana antariksa, terutama di lokasi yang sulit dijangkau atau tidak terkena sinar matahari langsung.
Signifikansi dalam Bidang Medis dan Kembang Api
Dalam konteks yang berbeda, Stronsium juga terkenal karena memberikan warna merah cemerlang pada kembang api dan suar sinyal. Ketika senyawa Stronsium dipanaskan, elektronnya tereksitasi dan kemudian melepaskan energi dalam bentuk cahaya tampak, menghasilkan spektrum warna merah yang khas. Inilah sebabnya mengapa setiap kali Anda melihat pertunjukan kembang api berwarna merah cerah, kemungkinan besar Anda sedang menyaksikan hasil dari reaksi kimia yang melibatkan Atom 38.
Di dunia medis, Stronsium Ranelat (strontium ranelate) pernah digunakan dalam beberapa negara untuk mengobati osteoporosis karena kemampuannya untuk meningkatkan pembentukan tulang dan mengurangi resorpsi tulang. Meskipun penggunaannya telah dibatasi di beberapa wilayah karena kekhawatiran efek samping, penelitian berkelanjutan tentang sifat biologis Stronsium terus berlanjut.
Kesimpulannya, Atom 38 atau Stronsium mungkin tidak selalu menjadi sorotan utama dalam diskusi ilmiah populer, namun keberadaannya sebagai logam alkali tanah memberikan kontribusi penting mulai dari perlindungan radiasi di masa lalu, warna indah pada perayaan, hingga potensi dalam pengobatan penyakit tulang. Memahami karakteristiknya adalah kunci untuk mengapresiasi kompleksitas dan keterkaitan unsur-unsur dalam tabel periodik.
Stabilitas dan Reaktivitas
Seperti logam alkali tanah lainnya, reaktivitas Stronsium meningkat seiring dengan bertambahnya nomor atom—artinya, ia lebih reaktif daripada Magnesium dan Kalsium. Namun, ia tidak se-eksplosif Kalium atau Sesium dari kelompok logam alkali. Di udara, Stronsium relatif cepat teroksidasi membentuk Stronsium Oksida (SrO) atau bahkan Stronsium Nitrida, oleh karena itu ia harus disimpan di bawah minyak mineral atau dalam lingkungan inert. Reaksi dengan air menghasilkan hidrogen dan Stronsium Hidroksida (Sr(OH)₂), yang merupakan basa kuat.
Interaksi Stronsium dengan unsur halogen juga sangat kuat, menghasilkan halida Stronsium yang stabil, seperti Stronsium Klorida (SrCl₂). Senyawa-senyawa ini adalah fondasi bagi banyak aplikasinya di industri modern dan laboratorium riset.