Tanda Bahaya: Asam Lambung Naik Sampai Muntah Darah

Ilustrasi Perut Sakit dan Darah Gambar skematis organ perut dengan area yang tampak meradang dan sedikit bercak merah gelap. UGI

Kondisi asam lambung naik (GERD) seringkali dianggap remeh, umumnya hanya menimbulkan rasa panas atau nyeri ulu hati. Namun, ketika kondisi ini berkembang menjadi lebih parah dan menyebabkan muntah darah (hematemesis), ini adalah tanda darurat medis yang tidak boleh diabaikan sama sekali. Muntah darah menandakan adanya perdarahan signifikan di saluran pencernaan bagian atas, yang bisa mengancam nyawa jika penanganan tertunda.

Memahami Muntah Darah (Hematemesis)

Muntah darah adalah keluarnya darah melalui muntah, yang bisa berasal dari kerongkongan (esofagus), lambung, atau bagian atas usus halus (duodenum). Warna darah yang keluar bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan di mana lokasi perdarahannya. Jika darah berwarna merah segar, ini umumnya mengindikasikan perdarahan aktif dan relatif baru di esofagus atau lambung bagian bawah.

Namun, jika darah yang dimuntahkan tampak seperti bubuk kopi atau berwarna gelap kecoklatan, ini sering disebut sebagai coffee ground emesis. Warna ini terjadi karena darah sudah bereaksi dengan asam lambung dan mulai tercerna sebagian. Ini mengindikasikan perdarahan terjadi di area lambung atau lebih tinggi yang sudah terpapar asam.

Jika Anda atau seseorang mengalami muntah darah, segera hubungi layanan darurat medis (Ambulans) atau pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) terdekat. Jangan mencoba mengobati sendiri.

Kaitan Asam Lambung dengan Muntah Darah

Asam lambung yang terlalu sering naik dan menyebabkan iritasi kronis pada dinding kerongkongan dapat memicu kondisi serius. GERD yang tidak terkontrol dapat menyebabkan esofagitis, yaitu peradangan parah pada esofagus. Jika peradangan ini sangat hebat atau menyebabkan luka terbuka (ulkus), pembuluh darah kecil di lapisan mukosa bisa pecah dan menyebabkan perdarahan.

Penyebab umum perdarahan akibat komplikasi asam lambung antara lain:

  1. Ulkus Peptikum (Luka Lambung): Meskipun sering disebabkan oleh bakteri H. pylori atau NSAID, refluks asam yang parah dapat memperburuk ulkus yang sudah ada, sehingga mudah berdarah.
  2. Esofagitis Berat: Peradangan kronis yang merusak integritas jaringan esofagus.
  3. Sindrom Mallory-Weiss: Robekan pada sambungan antara esofagus dan lambung, biasanya dipicu oleh muntah hebat dan berulang (yang mungkin diawali oleh gejala mual dan asam lambung).

Gejala Penyerta yang Perlu Diwaspadai

Muntah darah jarang terjadi tanpa gejala peringatan lain. Sebelum mencapai tahap muntah darah, pasien biasanya mengalami serangkaian gejala yang semakin memburuk akibat penyakit asam lambung yang tidak terkelola dengan baik:

Langkah Cepat yang Harus Diambil Saat Muntah Darah

Ketika perdarahan terjadi, prioritas utama adalah menjaga stabilitas pasien hingga bantuan profesional tiba. Jangan panik, tetapi bertindak cepat sangat penting.

1. Segera Cari Bantuan Medis

Hal pertama dan terpenting adalah menghubungi ambulans atau minta seseorang mengantarkan Anda ke UGD. Perdarahan saluran cerna atas adalah kondisi yang berpotensi fatal.

2. Jangan Makan atau Minum

Menghindari konsumsi apa pun melalui mulut adalah kunci, karena jika diperlukan prosedur endoskopi darurat, lambung harus dalam keadaan kosong.

3. Posisi Tubuh

Jika Anda sadar dan masih bisa bergerak, berbaringlah dengan posisi kepala sedikit terangkat (posisi semi-Fowler) untuk membantu mengurangi risiko aspirasi (masuknya muntahan ke paru-paru).

4. Pantau Tanda Vital

Jika Anda bersama orang yang mengalaminya, awasi tingkat kesadaran, pernapasan, dan warna kulit mereka. Kepucatan ekstrem dan kebingungan adalah tanda kehilangan darah yang serius.

Penanganan Medis dan Prognosis

Setibanya di rumah sakit, tim medis akan segera melakukan stabilisasi cairan dan mungkin transfusi darah jika perdarahan masif. Diagnosis pasti penyebab perdarahan akan dilakukan melalui prosedur endoskopi (EGD). Endoskopi memungkinkan dokter melihat langsung sumber perdarahan di esofagus atau lambung dan seringkali dapat melakukan tindakan penghentian perdarahan secara langsung, seperti menyuntikkan agen sklerosan atau menggunakan klip.

Prognosis sangat bergantung pada kecepatan penanganan dan penyebab dasarnya. Penanganan yang cepat atas komplikasi GERD kronis, seperti ulkus atau Barrett’s esophagus (perubahan sel akibat refluks jangka panjang), adalah kunci untuk mencegah episode berulang yang berbahaya.