Visualisasi pentingnya nutrisi asam folat
Asam folat, atau Vitamin B9, adalah nutrisi yang sangat populer dibicarakan pada trimester pertama kehamilan karena perannya krusial dalam pencegahan cacat tabung saraf (Neural Tube Defects/NTDs). Namun, banyak ibu hamil yang cenderung mengabaikan pentingnya melanjutkan asupan asam folat yang memadai saat memasuki trimester ketiga. Padahal, kebutuhan nutrisi ini tetap tinggi dan perannya berkembang seiring dengan pertumbuhan pesat janin menjelang persalinan.
Trimester ketiga, yang dimulai sekitar minggu ke-28 hingga kelahiran, adalah fase di mana janin mengalami penambahan berat badan yang signifikan. Selama periode ini, asam folat berperan penting dalam sintesis DNA dan pembelahan sel yang cepat. Hal ini mendukung perkembangan organ vital janin, khususnya otak dan sistem saraf, yang masih mengalami pematangan fungsional menjelang akhir kehamilan.
Meskipun risiko NTDs mayoritas telah teratasi pada fase awal kehamilan, kebutuhan harian asam folat untuk ibu hamil umumnya disarankan tetap berada di angka 600 mcg per hari (Rekomendasi Angka Kecukupan Gizi/AKG). Bagi ibu yang menyusui, kebutuhan ini bahkan meningkat.
Mengapa kebutuhan ini dipertahankan tinggi? Asam folat juga terlibat dalam pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Pada trimester ketiga, volume darah ibu meningkat drastis untuk mendukung plasenta dan janin. Kekurangan asam folat pada tahap ini dapat meningkatkan risiko ibu mengalami anemia megaloblastik, kondisi di mana sel darah merah menjadi terlalu besar dan tidak berfungsi optimal, yang dapat menyebabkan kelelahan ekstrem dan komplikasi persalinan.
Penting bagi ibu hamil untuk tidak menghentikan suplementasi asam folat yang diresepkan dokter kecuali ada instruksi khusus. Selain dari suplemen, sumber alami seperti sayuran berdaun hijau gelap (bayam, kangkung), kacang-kacangan, dan buah jeruk harus tetap menjadi bagian integral dari diet harian.
Jika kadar asam folat ibu rendah saat mendekati persalinan, risiko terbesar yang dihadapi adalah peningkatan kemungkinan terjadinya kelahiran prematur. Meskipun penelitian mengenai hubungan langsungnya masih berlangsung, nutrisi yang optimal secara umum sangat dikaitkan dengan durasi kehamilan yang sehat. Selain itu, janin yang lahir dengan cadangan folat yang rendah mungkin memiliki peningkatan risiko masalah kesehatan jangka pendek setelah lahir.
Oleh karena itu, pastikan Anda terus mengonsumsi multivitamin prenatal yang mengandung asam folat sesuai dosis anjuran dokter hingga melahirkan. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan Anda mengenai apakah dosis suplemen perlu disesuaikan berdasarkan status gizi Anda pada fase akhir kehamilan ini. Kesejahteraan janin bergantung pada nutrisi komprehensif, dan asam folat tetap menjadi salah satu pilar utamanya.