Ketika berbicara tentang nutrisi penting untuk kesehatan, terutama bagi ibu hamil atau mereka yang berencana hamil, nama "asam folat" dan "folic acid" seringkali muncul. Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian dalam percakapan sehari-hari atau bahkan pada label suplemen. Namun, secara ilmiah, apakah keduanya benar-benar identik, ataukah ada perbedaan mendasar di antara keduanya?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menyelami dunia kimia nutrisi. Jawabannya adalah: mereka adalah dua bentuk dari senyawa yang sama, tetapi proses metabolisme dan sumber asalnya berbeda secara signifikan.
Ilustrasi Perbedaan Sumber dan Proses
Memahami Folat (Bentuk Alami)
Folat adalah nama umum untuk vitamin B9 dalam bentuk alami yang ditemukan dalam makanan. Ini adalah nutrisi penting yang memainkan peran krusial dalam pembentukan DNA, perbaikan sel, dan produksi sel darah merah. Sumber terbaik dari folat alami termasuk sayuran berdaun hijau gelap (seperti bayam, kangkung), kacang-kacangan, buah jeruk, dan alpukat.
Tubuh manusia dirancang untuk memetabolisme folat dari makanan secara efisien. Ketika kita mengonsumsi makanan kaya folat, tubuh kita menggunakan serangkaian enzim untuk mengubahnya menjadi bentuk aktif yang siap digunakan oleh sel, yaitu 5-MTHF (5-Methyltetrahydrofolate).
Memahami Folic Acid (Bentuk Sintetis)
Folic acid adalah bentuk sintetis (buatan manusia) dari vitamin B9. Bentuk ini umum digunakan dalam suplemen makanan dan produk makanan yang diperkaya (fortifikasi), seperti sereal sarapan atau tepung roti. Alasan utama penggunaan folic acid adalah karena lebih stabil, lebih murah untuk diproduksi, dan memiliki masa simpan yang lebih panjang dibandingkan folat alami.
Di sinilah letak perbedaan kuncinya. Tubuh kita tidak dapat langsung menggunakan folic acid. Folic acid harus melalui proses konversi multi-tahap di hati dan jaringan lain untuk diubah menjadi bentuk aktif 5-MTHF. Proses ini memerlukan enzim spesifik yang disebut Dihydrofolate Reductase (DHFR).
Apakah Konversi Folic Acid Selalu Efisien?
Tidak semua orang memiliki efisiensi enzim DHFR yang sama. Diperkirakan sekitar 30-50% populasi memiliki variasi genetik (polimorfisme genetik, misalnya pada gen MTHFR) yang mengurangi kemampuan mereka untuk mengkonversi folic acid menjadi bentuk aktifnya.
Ketika konversi ini terhambat, folic acid yang tidak terkonversi dapat menumpuk dalam aliran darah dalam bentuk yang belum termetabolisme (unmetabolized folic acid/UMFA). Meskipun penelitian masih berjalan, kekhawatiran muncul mengenai potensi efek jangka panjang dari akumulasi UMFA ini, terutama bagi mereka yang mengonsumsi suplemen dosis tinggi.
Kapan Menggunakan yang Mana?
Perbedaan antara asam folat dan folic acid sangat relevan dalam konteks kesehatan reproduksi dan umum:
- Perencanaan Kehamilan dan Kehamilan Dini: Organisasi kesehatan umumnya merekomendasikan suplementasi dengan 400 mcg folat per hari untuk mencegah cacat tabung saraf. Pada kelompok ini, banyak ahli kini menyarankan untuk memilih suplemen yang mengandung Methylfolate (5-MTHF) atau bentuk yang mudah diserap, terutama jika terdapat riwayat keluarga atau kekhawatiran genetik.
- Diet Sehari-hari: Cara terbaik untuk mendapatkan vitamin B9 adalah melalui konsumsi makanan utuh yang kaya akan Folat alami.
- Kebutuhan Umum: Untuk orang dewasa sehat tanpa masalah penyerapan yang diketahui, Folic Acid yang terdapat dalam multivitamin standar umumnya masih dianggap efektif.
Kesimpulan
Secara ringkas, Asam Folat adalah nama umum dan merujuk pada vitamin B9 dalam bentuk alami dari makanan. Sementara Folic Acid adalah senyawa sintetis yang ditemukan dalam suplemen dan makanan yang diperkaya.
Meskipun keduanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan vitamin B9, mereka memiliki jalur metabolisme yang berbeda di tubuh. Memahami perbedaan ini memungkinkan Anda membuat pilihan suplemen yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan biologis dan kondisi kesehatan pribadi Anda.