Asam asetat, yang lebih dikenal sebagai cuka ketika berada dalam larutan encer, adalah salah satu asam karboksilat paling penting dalam kimia sehari-hari dan industri. Memahami sifatnya, terutama terkait dengan tingkat keasaman atau pH, adalah kunci untuk menggunakannya dengan aman dan efektif, baik itu dalam memasak, membersihkan, atau aplikasi laboratorium.
Ilustrasi skala pH dan posisi asam asetat.
Asam asetat memiliki rumus kimia CH₃COOH. Ini adalah asam lemah, yang berarti ketika dilarutkan dalam air, ia hanya terdisosiasi (terurai menjadi ion hidrogen H⁺ dan ion asetat CH₃COO⁻) sebagian. Derajat disosiasi inilah yang menentukan tingkat keasamannya, yang diukur dalam skala pH.
Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, di mana nilai di bawah 7 bersifat asam, 7 bersifat netral, dan di atas 7 bersifat basa (alkali). Untuk asam asetat murni dalam larutan standar (misalnya, 1 molar atau 1M), nilai pH teoritisnya berada di sekitar 2,4. Namun, konsentrasi sangat memengaruhi nilai ini.
Nilai pH yang Anda ukur untuk sampel asam asetat tidak selalu sama dengan 2,4. Hal ini sangat bergantung pada beberapa faktor kritis:
Ini adalah faktor utama. Cuka rumah tangga biasanya memiliki konsentrasi 4% hingga 8% (sekitar 0,67M hingga 1,33M) dan memiliki pH berkisar antara 2,5 hingga 3,5. Sebaliknya, asam asetat glasial murni (100%) akan memiliki pH yang jauh lebih rendah, mendekati 1,0, meskipun sifatnya yang sangat korosif perlu diperhatikan saat mengukurnya.
Suhu memengaruhi konstanta disosiasi asam (Ka) asam asetat dan juga air itu sendiri. Pada suhu yang lebih tinggi, nilai Ka sedikit meningkat, yang dapat menyebabkan sedikit peningkatan disosiasi dan penurunan nilai pH (menjadi sedikit lebih asam).
Jika asam asetat bercampur dengan garam basa (misalnya natrium asetat), pH larutan akan meningkat karena terjadi reaksi penyanggaan (buffer) yang mengurangi ketersediaan ion H⁺ bebas.
Untuk mendapatkan pembacaan pH asam asetat yang akurat, pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat sifatnya yang korosif pada konsentrasi tinggi.
Kertas lakmus (kertas pH universal) dapat memberikan perkiraan cepat; kertas akan berubah warna menjadi merah terang/jingga untuk menunjukkan sifat asam. Namun, ini tidak memberikan nilai numerik yang presisi. Untuk aplikasi ilmiah atau industri, pH meter digital adalah alat yang wajib digunakan.
Prosedur pengukuran pH meter meliputi:
Nilai pH adalah parameter krusial dalam berbagai penggunaan asam asetat:
Dalam acar atau pengawetan, tingkat keasaman (pH rendah, biasanya di bawah 4.6) sangat penting untuk menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Clostridium botulinum. Jika pH terlalu tinggi, makanan menjadi rentan terhadap pembusukan.
Dalam proses pewarnaan kain, asam asetat digunakan untuk mengatur kondisi pH agar pewarna dapat menempel secara efektif pada serat. pH yang tepat memastikan intensitas dan ketahanan warna yang diinginkan.
Dalam biologi molekuler, asam asetat sering digunakan untuk membuat larutan penyangga (buffer) asetat, di mana kontrol pH yang ketat (misalnya pada pH 4.5) diperlukan untuk presipitasi protein tertentu.