Visualisasi molekul asam asetat (CH₃COOH) dan representasi botol cuka.
Asam asetat, dengan rumus kimia CH₃COOH, adalah senyawa organik penting yang dikenal luas sebagai komponen utama yang memberikan rasa asam khas pada cuka. Secara kimiawi, asam asetat adalah asam karboksilat dua karbon. Ketika diproduksi dalam bentuk murni (anhidrat), ia disebut asam glasial karena memiliki titik beku mendekati es (16.6 °C).
Senyawa ini tidak hanya ditemukan di dapur. Asam asetat adalah metabolit kunci dalam tubuh manusia dan organisme hidup lainnya, terbentuk selama pemecahan karbohidrat dan lemak. Dalam konteks industri, asam asetat diproduksi dalam skala besar, sebagian besar melalui proses karbonilasi metanol, dan digunakan sebagai bahan baku penting dalam produksi polimer seperti polivinil asetat (PVA) dan selulosa asetat.
Meskipun asam asetat murni adalah senyawa kimia yang kuat, ketika diencerkan dengan air hingga konsentrasi 4% hingga 8%, ia dikenal sebagai cuka. Proses pembuatan cuka secara tradisional dikenal sebagai asetifikasi, di mana alkohol (etanol) diubah menjadi asam asetat melalui aksi bakteri tertentu, terutama dari genus Acetobacter.
Reaksi ini membutuhkan oksigen (aerobik). Bakteri tersebut menggunakan enzim untuk mengoksidasi etanol menjadi asetaldehida, dan kemudian lebih lanjut mengoksidasi asetaldehida menjadi asam asetat. Proses ini harus dikontrol ketat; jika terlalu banyak asam asetat terbentuk, bakteri itu sendiri bisa mati karena lingkungan menjadi terlalu asam.
Cuka yang dihasilkan secara komersial melalui fermentasi ini mengandung air, sejumlah kecil ester, garam mineral, dan senyawa lain yang memberikan profil rasa dan aroma yang unik, berbeda dengan asam asetat sintetis murni yang hanya berupa larutan tajam.
Manfaat asam asetat dan turunannya sangat luas, mencakup ranah kuliner, rumah tangga, hingga medis.
Dalam memasak, cuka adalah bumbu serbaguna. Ia digunakan untuk menyeimbangkan rasa, mengawetkan makanan (seperti acar), dan sebagai agen pengasam dalam saus salad atau marinasi. Berbagai jenis cuka (seperti cuka apel, cuka anggur merah, atau cuka beras) mendapatkan profil rasa uniknya dari sumber alkohol aslinya, namun semuanya mengandung asam asetat sebagai komponen aktif utama.
Berkat sifat asamnya, cuka adalah pembersih rumah tangga alami yang efektif. Asam asetat mampu melarutkan endapan mineral seperti kerak air (scale) yang disebabkan oleh kalsium karbonat. Ini sering digunakan untuk membersihkan keran, shower, dan peralatan rumah tangga tanpa meninggalkan residu kimia keras yang ditemukan pada banyak produk pembersih komersial.
Dalam dunia kesehatan, asam asetat telah lama dipelajari. Konsumsi cuka secara moderat dikaitkan dengan beberapa potensi manfaat kesehatan, termasuk membantu mengatur kadar gula darah pada individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2. Selain itu, asam asetat juga memiliki sifat antimikroba, yang membuatnya efektif sebagai disinfektan topikal ringan.
Meskipun bermanfaat, penting untuk membedakan antara cuka encer dan asam asetat glasial. Asam asetat glasial (>90% konsentrasi) sangat korosif. Kontak langsung dapat menyebabkan luka bakar kimia yang parah pada kulit dan mata. Oleh karena itu, penanganan asam asetat dalam skala industri memerlukan prosedur keselamatan yang ketat.
Sebaliknya, cuka yang dijual untuk keperluan kuliner (4% - 8%) relatif aman digunakan, namun tetap harus dihindari kontak mata dan konsumsi berlebihan dapat mengikis enamel gigi karena keasamannya yang cukup tinggi.